Sabtu, 30 Agustus 2014

Arti sebuah kesetiaan

Tulisan saya kali ini..berawal dari status teman yg berbagi ke kronologi saya bunyinya " aku belajar "Setia"... Sebuah kata yg menarik untuk dibahas... SETIA.

Cinta menuntut akan sebuah kesetiaan, tetapi kesetiaan tidak bisa di buktikan hanya dengan sebuah ucapan, tetapi kesetiaan dapat dibuktikan dengan sikap, pengorbanan dan ketulusan.

Kesetiaan adalah salah satu kualitas hidup yang paling mahal, itu adalah bagian yang paling tulus dari cinta. Untuk menjadi setia, kita tidak dapat hidup hanya untuk diri kita sendiri bahkan orang yang setia tidak hanya berpegang pada komitmen mereka saja, mereka bersedia untuk menderita untuk orang lain.

Di dalam membina rumah tangga pun, awalnya mungkin saling cinta lalu tumbuh rasa saling percaya kemudian setelah berjalan beberapa tahun, rasa cinta telah tergeser menjadi kata setia.

Hubungan suami isteri belakangan ini sering retak karena seorang suami sudah tak setia terhadap pasangannya, demikian sebaliknya seorang isteri sudah tak setia terhadap suaminya.

Mencintai kesetiaan adalah kunci keutuhan sebuah rumah tangga. Kesetiaan dalam berbagai hal juga akan membuat hidup kita lebih enak.

Berikut adalah sepenggal cerita tentang arti sebuah Pengkhianatan serta arti sebuah kesetiaan yang mungkin menjadi sebuah motivasi kita untuk menjalani kehidupan ini.

Harga dari sebuah Pengkhianatan.

Sekitar pukul 16.00,saya  beranjak dari kantor dan langsung tancap gas berharap dapat segera tiba di rumah. Kendaraan saya lansung saya tancap gas setelah keluar kawasan kantor Bupati  dimana itu lokasi kantor saya bekerja dan berharap segera menikmati kasur empuk dan tertidur dengan pulas setelah seharian beraktivitas tanpa istirahat.

Tiba-tiba di tengah perjalanan terdengar panggilan naluriah manusia. Ternyata telah terjadi pertikaian dalam diriku, bunyi perut saya yang ramai sekali bunyinya laksana seperti pasar pagi lalu kemudian dengan mengambil keputusan singkat akhirnya saya mampir terlebih dahulu di sebuah warung nasi goreng tempat favorit saya.

Tiba di tempat tujuan langsung saya menyapa mang Dudung yang sudah sangat faham dengan menu kesukaanku lalu tanpa banyak basa basi, mang Dudung pun langsung in Action untuk memasak makanan sesuai dengan racikan yang saya gemari.

Setelah saya mengambil meja kosong eh ternyata di dalam warung baru saya sadari bahwa ternyata tidak sendiri, karena di sebuah meja pojok duduk sekitar 4 orang lelaki bertubuh seperti Ade rai sang binaragawan tersohor dan mereka duduk bersama seorang Bapak paruh baya yang mereka panggil Bang Ben.

Dan yang membuat saya terkaget lagi ternyata bersama mereka juga ada seorang anak kecil, seorang anak laki-laki yang saya perkirakan usianya baru sekitar 2 sampai 3 tahun dan mata dari anak tersebut begitu sendu dan sepertinya sudah sangat mengantuk dengan raut muka yg sedih.

Dan yang anehnya, para lelaki kekar itu dan orang yang dipanggil Bang Ben yang bersama mereka seolah tak ambil pusing dengan keadaan si bocah kecil tersebut.

Saya tiba-tiba terpaku menatap mata sang bocah tersebut dan sesekali ia pun menatap ku dengan pandangan yang begitu mengasihani....anak itu seumuran anak bungsu ku...

Penasaran, sambil menunggu mang Dudung menyelesaiakan menu makan favorit saya, maka sayapun berusaha mencuri dengar pembicaraan mereka sambil memberikan raut muka bloon.

Dari pembicaraan mereka yang memang disampaikan dengan suara keras, maka saya mulai sedikit memahami arah pembicaraan mereka tersebut.

Ternyata para lelaki kekar itu adalah anak buah bang Ben dan si bocah cilik itu adalah anak dari bang Ben. Dan saat itu mereka sedang membicarakan tentang istri bang Ben yang saat itu mereka ketahui sedang “berselingkuh” dengan lelaki lain di suatu tempat.

Mereka sedang bermusyawarah, apakah segera menggerbek tempat mereka bermaksiat, atau kah malaporkan ke Polisi dan bersama Kepolisian menggerebek istri bang Ben yang berkhianat itu.

Dan tentu saja, nasib lelaki selingkuhan istri bang Ben sebentar lagi ditentukan oleh empat lelaki kekar ini serta keputusan si bang Ben.

Dalam beberapa kalimat yang dilontarkan bang Ben, tergambar dengan jelas kemarahan yang sangat mendalam pada sang Istri, bahkan ia tak peduli jika istrinya itu harus mendekam di penjara untuk selama-lamanya.

Hanya saja yang ia belum mengerti adalah akan dia kemanakan bocah cilik mereka yang belum tahu apa-apa itu dan terlihat dari diskusi mereka itu sendiri sepertinya bang Ben tidak ambil pusing dengan anaknya itu. Bahkan beberapa kali sambil berbicara dia menunjuk-nunjuk bocah ciliknya dengan kesan yang kasar. Seolah tersimpan penyesalan atas kelahirannya. Dan tentu saja, si bocah cilik itu tetap tak mengerti apa-apa.

Lalu tiba-tiba perasaan sayapun sukar untuk dilukiskan oleh kata-kata karena ternyata betapa mahal harga sebuah pengkhianatan.

Si bocah cilik yang tak tahu apa-apa harus menjadi korban amarah orang tua mereka yang bodoh itu dan belum lagi secara physikis kedepannya pasti kehidupan sang bocah tersebut akanlah total berubah, dan menurut saya perubahannya bukan semakin baik.

Ternyata bila kita membaca tulisan ini tentu berbeda rasanya dengan menyaksikan sendiri kejadiannya dimana kita bisa menyaksikan wajah bocah cilik itu sehingga akhirnya membuat tahapan dari hidup yang saya jalani setelahnya menjadi kurang nyaman.

Bayangan sang bocah cilik itu terus hadir bersama wajah yang begitu tulus, dengan raut yang minta dikasihani dan bayang-bayang tersebut selalu muncul disaat saya menjelang tidur, dikala bangun, dan saat melintasi warung mang Dudung dan ingin saya menitikkan air mata atas apa yang harus dialami sang bocah cilik tersebut sekalipun saya sadari bahwa tetesan air mata saya tak akan banyak artinya.

Terkadang saya merasa heran mengapa anak sekecil itu harus selalu menjadi korban dari kesalahan kedua orang tuanya yang tak pernah dewasa dalam mengarungi perkawinan mereka.

Memang mencari alasan dari sebuah pengkhianatan mereka mungkin banyak jawabannya akan tetapi menemukan logika untuk mengorbankan seorang buah hati yang belum mengerti apa-apa sungguh tak ada penjelasannya alias diluar akal sehat manusia.

Akhirnya saya berfikir bahwa mungkin itulah harga termahal dari sebuah Pengkhianatan yaitu berharga sepotong jiwa manusia, Jiwa polos yang tak bedosa serta entah bagaimana kedua orangtuanya kelak mempertanggung jawabkan harga dari pengkhianatan itu.

Dan kalaupun si anak dapat terus tumbuh dewasa, entah akan jadi apa anak ini kelak dengan nasib tragis (dan bodoh) yang menimpa orang tuanya dimana saya hanya bisa heran, mengapa manusia begitu gemar melukai masa depan darah daging mereka, buah cinta mereka.

Harga yang terlalu mahal untuk sebuah pengkhianatan…

Di jaman yang modern ini terkadang sering kita melihat masih banyak orang yang kurang memahami akan apakah arti sebuah kesetiaan dalam sebuah hubungan, bahkan yang lucunya terkadang tercetus suatu pertanyaan “Mengapa kita perlu setia”, sedangkan belum tentu kekasih kita itu menjadi pasangan hidup kita atau bagi yang sudah menikah akan berfikir “belum tentu pasangan kita setia”?

Masih relevankah kesetiaan dalam suatu perkawinan? Dasar utama dari setiap perkawinan adalah saling setia dan aspek kesetiaan ini pada dasarnya harus dipandang sebagai nilai yang harus senantiasa dijunjung dalam setiap perkawinan terlepas dari setiap kekurangan yang dimiliki pasangan kita.

Akan tetapi kesetiaan itu sendiri tidak pernah terjadi begitu saja. Jika kita berpaling melihat lingkungan di sekitar kita, akan dijumpai di sana bahwa ternyata tidak sedikit pasutri  yang mengalami ketidaksetiaan dalam relasi mereka satu sama lain. Ada yang dapat menyelesaikan persoalan relasi perkawinannya dan kembali membangun kesetiaan terhadap satu sama lain, tetapi ada juga yang pada akhirnya terpaksa harus mengakhiri hubungan mereka dengan suatu perceraian.

Dan itu disebabkan persoalan akan kecurangan yang sering berlaku dimasa kini, sehingga banyak orang di muka bumi ini dilanda suatu kekecewaan dan yang menyedihkan bahkan sanggup mengambil jalan pintas bunuh diri apabila ditinggalkan pasangannya.

Kesetiaan dalam suatu hubungan adalah sangat penting dan sangat fundamental sifatnya, ini adalah karena kita telah mengambil amanat dan tanggung jawab daripada pasangan kita itu untuk menjadikan dirinya hanya satu dihati kita sewaktu kita mengambilnya sebagai kekasih dan alangkah sedihnya apabila tanggung jawab atau amanat yang seharusnya kita jaga itu, tidak kita jalankan dan bukankah itu sama saja dengan suatu penipuan?.

Janganlah menaburkan janji jika kita tidak mampu untuk tepati dan jangan mengata cinta kalau kita tidak mampu untuk memberikannya sepenuh hati tanpa mengharapkan balasan dari pasangan kita.

Ingatlah bahwa pada dasarnya hidup kita seperti roda, tidak semestinya kita sentiasa berada di atas dan jika kita permainkan hati pasangan kita, suatu masa kita juga akan dipermainkan dan biasanya pada waktu itu, penyesalan tiada gunanya, setiap apa yg kita lakukan pasti ada balasanya, hanya masa yang dapat menentukan seperti hukum Tabur dan Tuai.

Untuk para pasangan yang menjaga kesetiaan terhadap pasangan, anda adalah yang terbaik dan oleh sebab itu jadilah pasangan yang boleh saling membahagiakan pasangan kita tanpa rasa jemu karena jika Kita dicurangi, janganlah bersedih ataupun berdendam, tetaplah menjadi yang terbaik karena Kita telah melakukan yang terbaik untuk pasangan Kita dengan cara menjaga keperibadian diri dengan sebaiknya sedangkan pasangan Kita yang mencurangi itu tidak pandai menjaga harga diri mereka.

Lelaki atau wanita yang baik hanya untuk lelaki atau wanita yang baik dan manakala lelaki atau wanita yang tidak baik hanya untuk lelaki yang tidak baik, dan jangan lupa bahwa pilihan selalu di tangan Kita.

Apakah orang-orang terdekat kita tahu kesetiaan kita yang terutama itu untuk pasangan Kita dan oleh karena itu, hari ini mungkin Kita memiliki persoalan atau beban yang sangat berat. Serahkan saja kepada Tuhan dan tetap setia dalam mengikut Tuhan. Hal apapun yang Tuhan percayakan kepada kita saat ini, kerjakanlah dengan segenap hati seakan-seakan semuanya kita kerjakan untuk Tuhan. Mungkin pekerjaan itu hal kecil dan tidak berarti di mata manusia namun justru kesetiaan pada hal kecil itulah yang Tuhan lihat.

Sebuah kesetian menuntut suatu komitmen bagi pasangan masing-masing baik suami maupun istri, dan sering sebuah para pasangan tersebut tersandung oleh dosa dalam pernihakan mereka, dan biasanya jenis dosa yang kerap mengganggu dalam suatu pernikahan terhadap pasangan kita baik suami maupun istri adalah;

Bagi Suami :

Suami tidak bisa menjalankan fungsi menjadi pemimpin yang mengakibatkan saling melukai.Suami gagal menjadikan pasangan hidupnya yaitu sang Istri menjadi nomer satu dalam hidupnya.Suami membandingkan pasangan hidupnya yaitu sang Istri dengan wanita lain.Suami kurang disiplin mengontrol emosi dan kebiasaan buruk yang ada.Suami gagal memuji hal-hal kecil dari Istri.Suami sering menolak setiap pendapat atau masukan Istri.Suami tidak pernah meminta maaf  kepada istrinya apabila telah melakukan suatu kesalahan.

Bagi Istri :

Istri tdk menghargai Suami sebagai otoritas.Istri gagal menundukan diri kepada Suami.Istri gagal menampilkan kecakapan manusia batiniah.Istri gagal menunjukan rasa syukur kepada Suami.

‎​Sedangkan dari sisi kebutuhan bagi seorang Suami biasanya :

Sexual.Istri sebagai sahabat.Istri yang menarik dan enak dilihat secara fisik.

Dan kebutuhan dari seorang Istri :

Sebuah Kasih dan penghargaan.Suka di ajak bicara.Jujur dan terbuka dalam setiap aspek kehidupannya.Financial yang mencukupi.Komitmen terhadap keluarganya.

‎​Biasanya seorang Kepala keluarga yang berhasil dalam keluarga maka keberhasilan yang lain akan mengikuti, sebuah Kepala keluarga yang gagal dalam keluarga maka kegagalan lain akan mengikuti dan jangan lupa kebahagiaan dari suatu perkawinan membutuhkan perjuangan yang tidak kenal lelah, dan membutuhkan kehadiran dan pertolongan Allah dan berbahagialah mereka yang benar-benar menikmati hidup rumah tangga yg rukun dan damai, meskipun itu harus diperoleh dgn cucuran air mata karena bahwasannya,

Belaian tangan suami adalah emas bagi istri.

Senyum manis sang istri adalah permata bagi suami.

Kesetiaan suami adalah mahkota bagi istri.
Keceriaan istri adalah sabuk di pinggang suami.

Dan sebagai penutup, biarlah sekiranya puisi singkat berjudul “Kesetiaan” ini akan memberikan suatu inspirasi bagi kita sebelum kita mengambil suatu langkah pengkhianatan terhadap pasangan kita.

Kesetiaan,

Pastinya Berat rasanya menghadapi perasaan yang merasa terkhianati..

Mungkin karena sebelumnya sebuah harapan akan kesetiaan begitu besar.

Laki-laki atau perempuan, sama saja…tidak akan ada yang mau dikhianati oleh siapapun, terutama oleh pasangannya.

Kesetiaan sangat diharapkan dan pengkhianatan sangat ditolak.

Namun cerita tentang pelanggaran akan kesetiaan sangat sering terjadi.

Apa apa dengan kesetiaan?

Apakah begitu sulitnya menjaga kesetiaan?
Apakah kesetiaan tidak menjadi sesuatu yang patut dipertahankan?

Begitu banyak bumbu dalam cerita pelanggaran kesetiaan..
Bisa, karena pekerjaan..

karena kebosanan..

karena materi..uang..kekayaan..

karena rasa yang menggoda untuk melakukannya..

karena orang tua..juga bisa..

karena pasangan tidak subur..

karena pasangan tidak mengharapkan anak..

karena agama atau suatu kepercayaan..

karena pihak ketiga yang lebih cantik atau lebih ganteng dengan kata lain lebih segala-galanya..

karena tidak tahan lagi dengan kekerasan yang didapat dari pasangan bisa berupa fisik maupun physikis..

karena..

karena..

Semua ‘karena’ itu lah yang mampu memunculkan pelanggaran terhadap sebuah kesetiaan.

Membaca kata “Pelanggaran”, mungkin terasa tidak pantas untuk ‘karena tidak tahan lagi dengan kekerasan yang didapat dari pasangan..’

Namun, tetap menjadi pertanyaan adalah, ada apa dengan kesetiaan?

Apakah begitu sulitnya menjaga kesetiaan?

Apakah kesetiaan tidak menjadi sesuatu yang patut dipertahankan

“Jika manusia didunia ini mengagungkan sebuah cinta dalam perkawinannya, tetapi tidak mau memberi (memberi waktu, tenaga, pikiran, perhatian) adalah kesia-siaan.

"Tuhan Memberkati"

Senin, 25 Agustus 2014

Membawa Tuhan di dalam pernikahan

Di tahun 2000, saya memutuskan untuk menikah sekali dan untuk selamanya. Setelah mengalami proses pacaran.. Saya  pun menyadari. Kedua belah pihak yang sedang berhubungan haruslah berkomitmen untuk membuat pernikahan menjadi langgeng. Bahkan setelahnya, kami masih sangat membutuhkan sesuatu yang lebih berkuasa daripada diri kami untuk menjadikan pernikahan kami bertahan: Tuhan.
Pengingat khusus yang telah menolong kami membawa Tuhan ke dalam pernikahan kami: Memimpin menuju kepada kebahagian yang kami cintai dan ingin kami share bersama...

Jika Anda ingin untuk mengundang Tuhan ke dalam pernikahan Anda, mintalah kepada-Nya. Berbicaralah kepada-Nya karena Dia sangat peduli terhadap kita. Berbicaralah kepada-Nya karena Dia memiliki kekuatan untuk menolong, karena Dia bisa melakukannya kalau Dia mau. Berdoalah secara pribadi, tetapi juga berdoalah sebagai pasangan dan sebagai keluarga. Suami saya dan saya telah mengetahui bahwa berdoa secara bersama bisa melembutkan hati kami dan mengarahkan kami kepada perubahan yang positif.

Jika Anda ingin mengetahui bagaimana Tuhan bekerja, pelajarilah kitab-kitab suci Anda yang menjelaskan apa yang Dia telah lakukan. Pelajarilah ajaran-ajaran para nabi untuk belajar bagaimana mereka telah membimbing manusia selama bertahun-tahun, bahkan sampai sekarang. Pelajarilah catatan orang lain yang memiliki pengetahuan yang luar biasa tentang pernikahan, keluarga, atau bagaimana untuk mengasihi. Belajarlah secara pribadi dan bersama pasangan Anda. Belajarlah kemampuan tertentu untuk bisa menerapkannya secara bersama. Mempelajari bagaimana untuk memperoleh pernikahan yang bahagia hanya akan terasa berat ketika Anda merasa sudah tidak ada hal lain yang bisa dilakukan. Bagaimanapun juga, sedikit pengetahuan bisa bertambah dengan cepat. Perasaan ini memberi Anda kekuatan sewaktu Anda belajar apa yang harus tidak dilakukan, serta apa saja hal-hal kecil yang bisa Anda lakukan untuk membuat perbedaan yang besar.

Bekerja sama dalam segala hal, memecahkan masalah, sampai merencanakan masa depan membantu membangun hubungan Anda. Itu akan membawa harapan yang tak terlihat untuk memenuhi kebutuhan dan komunikasi. Hal ini menyediakan kesempatan untuk mengklarifikasi, memperbaiki dan memperkuat hubungan Anda sehingga waktu kebersamaan Anda menjadi lebih produktif dan efektif dalam memenuhi kebutuhan keluarga Anda yang unik.

Jika Anda bersama telah setuju bahwa perceraian bukanlah sebuah pilihan, ketahuilah bahwa masalah diatasi bersama adalah jawabannya. Patuhilah serta laksanakanlah janji pernikahan demi kemajuan hubungan Anda berdua. Abaikan pikiran yang negatif. Jangan pernah mengatakan hal-hal yang buruk mengenai pasangan Anda di hadapan orang lain, dan jauhilah kegiatan yang menganjurkan ketidaksetiaan, seperti pornografi dan menceritakan masalah emosional kepada orang lain kecuali kepada pasangan Anda. Jadilah setia kepada pasangan Anda. Jadilah sadar dan perhatikan secara sering konstribusi positif pasangan Anda yang dia buat demi keluarga.

Untuk mengasihi orang lain berarti melayani mereka dengan sukarela, dan dengan kegembiraan. Ini berarti mengampuni, memaafkan, dan menghargai. Perbanyak kasih dengan menyatakannya. Nyatakanlah secara internal melalui pikiran-pikiran yang positif dan penghargaan. Nyatakanlah secara lahiriah melalui perbuatan-perbuatan seperti pada masa pacaran. Melayani satu sama lain, akan menolong Anda untuk melihat bagaimana cara Tuhan melihat orang lain.

Menemukan suami saya adalah keajaiban bagi saya. Tidak hanya saat ketika saya menemukan suami, tetapi suami saya adalah dia, secara spesifik. Orang tuanya telah memelihara sebuah pernikahan yang kuat dan mengingatkan kepada kami teladan yang luarbiasa.

Selasa, 19 Agustus 2014

Atasi perasaan tak aman dalam hubungan

Perasaan curiga dan tidak aman adalah perasaan yang sering dialami saat menjalin hubungan, terutama bagi wanita. Tak jarang wanita merasa pasangan tidak setia, terlebih ketika melihat dia menggoda wanita lain.

Wanita, ketahuilah, rasa tidak aman itu justru bisa menjadi racun dalam hubungan. Selain itu, terus curiga dan bertanya-tanya apakah pasangan benar selingkuh, bisa membuat Anda lelah fisik dan emosional.

Di samping itu, pasangan pun akan merasa kesal karena tidak dipercaya.

Berikut adalah hal yang harus dilakukan untuk menghindari rasa curiga ;

Optimistis

Wanita sering dihantui oleh khayalan dan pikiran buruk. Meyakini diri sendiri adalah cara terbaik untuk berhenti merasa curiga. Anda harus bisa berpikir jernih dan memahami perbedaannya. Saat Anda merasa tidak aman dan curiga, sebaiknya jangan membayangkan hal buruk, lebih baik tingkatkan rasa optimistis dan kepercayaan terhadap pasangan.

Hindari interogasi

Pertahankan hubungan baik dengan menghindari interogasi. Anda harus memiliki keyakinan bahwa pasangan tidak melakukan hal buruk. Bila terlalu curiga dan Anda mencecarnya dengan berbagai pertanyaan, Anda akan mengekang ruang gerak pasangan. Imbasnya, hubungan Anda akan diisi oleh ketegangan dan pertengkaran.

Memberi ruang

Anda tidak perlu mengikutinya ke manapun dia pergi karena setiap orang membutuhkan kebebasan, termasuk pasangan. Ia pun memiliki dunia dan lingkungannya sendiri, tidak perlu berpikir negatif. Anda akan merasa lelah bila selalu dibuat pusing oleh pikiran tersebut.

Membaca situasi

Terutama untuk wanita, membaca situasi adalah penting. Wanita sering mencari tahu hal tidak penting yang membuat Anda kesal sendiri. Anda perlu memahami bahwa bila pria sedang tidak ingin bicara berarti ia memang butuh waktu. Akan ada waktu untuknya mendiskusikan hal itu bersama.

Jangan membandingkan hubungan

Membandingkan hubungan yang sedang dijalani dengan masa lalu adalah cara cepat membuat diri sendiri frustrasi. Berhentilah membandingkan. Nikmati hubungan yang Anda jalani saat ini. Setiap orang memiliki masa lalu dan sebaiknya Anda menerima. Ingatlah, jodoh takkan lari ke mana.

Senin, 11 Agustus 2014

Mempertahankan dan memelihara hubungan cinta

Para penasihat pernikahan dan keluarga setuju bahwa mempertahankan dan memelihara hubungan yang romantis memerlukan waktu dan usaha. Berikut adalah lima tips yang berfokus pada komunikasi lisan yang dapat bermanfaat untuk mempertahankan dan memelihara hubungan cinta.

1. Bersikaplah Ramah

Bersikap ramah terdengar sangat mudah untuk dilakukan. Peribahasa yang mengatakan “Anda dapat menangkap lalat lebih banyak dengan madu daripada dengan cuka” telah terbukti kebenarannya. Biasanya tidak terlalu sulit untuk bersikap ramah dengan orang asing. Tetapi sebaliknya, seringkali sulit bagi kita untuk bersikap ramah terhadap orang-orang yang kita cintai. Ramah, sopan, dan sabar dalam berbicara dapat membantu menjaga kelanggengan hubungan cinta.

2. Berbicaralah

Berbicaralah! Pasangan Anda tidak bisa membaca pikiran Anda. Bagilah pikiran dan perasaan Anda dengannya. Biarkan mereka tahu keinginan dan kebutuhan Anda. Memberikan masukan juga ada baiknya saat diperlukan. Coba perhatikan, banyak masalah sebenarnya bisa dihindari jika saja Anda berbicara. Jill dari Mesa, Arizona, selalu merasa kecewa terhadap suaminya setiap kali dia tidak bisa mengingat makanan kesukaannya saat mereka pergi berkencan di restoran. Dengan bertambahnya kedewasaan Jill, dia telah belajar bahwa memberi tahu secara langsung pada suaminya mengenai makanan mana yang dia suka adalah lebih efektif dan lebih mudah. Jill menyatakan "Saya mendapatkan apa yang saya inginkan dan saya tidak harus marah terhadap suami saya karena ketidaktahuannya."

3. Jadilah Pendukung yang Baik

Manusia mempunyai hati dan pikiran yang berbeda. Anda tidak akan menemukan orang yang punya hati dan pikiran yang sama persis. Maka dari itu, tanggapilah pasangan Anda dengan tanggapan yang membangun walaupun pendapat Anda sangat berbeda darinya, agar pikiran yang positif tetap terjaga. Becky dari Mesa, Arizona, seringkali tertawa kecil setiap kali suaminya mengeluarkan pendapatnya tentang bagaimana cara menghasilkan uang. Sejak awal pernikahan mereka, Becky telah belajar untuk mengambil makna dari ungkapan “Ide yang cukup menarik, mungkin bisa kita coba.” Dengan menanggapi secara positif, dia dapat menunjukan rasa hormat kepada suaminya dan tetap menjaga kedamaian dalam keluarga.

4. Berkomunikasilah dengan Penuh Pengertian

Penuh pengertian artinya merasakan dan mengantisipasi dengan penuh perasaan apa yang pasangan Anda rasakan. Sayangnya, kita tidak selalu mau mengerti perasaan orang-orang yang kita cintai. Sewaktu kita tidak mencoba untuk mengerti perasaan orang yang kita cintai, hubungan kasih dengan pasangan kita dapat ternodai. Beberapa tahun yang lalu, Julie dari Mesa, Arizona, menderita penyakit kanker dan sedang dalam proses penyembuhan sambil menunggu radiasinya. Dia bercerita “Waktu itu saya menderita lahir dan batin. Sementara keluarga saya sangat membantu dan bersikap positif, kelurga dari pihak suami saya malah kebalikannya. Mereka mengatakan bahwa kanker yang saya derita adalah ‘kanker yang bagus,’ mereka mengumbar gosip tentang keadaan saya, dan mengkritik keadaan rumah saya yang tidak begitu rapi, dan mereka juga tidak menanggapi kebutuhan saya. Tidak hanya mereka telah gagal untuk mengulurkan tangan kebaikan untuk menolong, tetapi mereka juga telah gagal melayani kebutuhan saya dengan penuh pengertian.” Meskipun penyakit kanker yang Julie derita dapat disembuhkan beberapa tahun yang lalu, Julie masih tidak bisa melupakan betapa ia menderita karena perlakuan yang dia terima dari pihak keluarga suaminya.

5. Jangan Lupa untuk Berbasa-Basi

Manfaat berbasa-basi dalam hubungan sebenarnya sangat penting karena basa-basi dapat membantu meyakinkan bahwa segala sesuatunya berjalan lancar. Bila suami istri menemukan diri mereka dalam keadaan tidak ingin berkomunikasi, itu adalah tanda bahwa dia masih menyimpan amarah atau kekesalan karena masalah yang tak terpecahkan. Jan dari Huntsville, Alabama, bercerita: “[Sebagai ibu muda] saya merasa kesepian dan terisolasi dan merasakan kebutuhan untuk berkomunikasi secara intelektual dengan orang dewasa. Saat suami saya tiba di rumah sepulang kerja, dia sudah lelah dan capek. Yang dia inginkan hanyalah suasana tenteram dan damai. Kadang-kadang saat kami makan malam bersama, tidak ada satu kata pun terucap darinya. Saya putus asa dan mengancam untuk makan malam sendirian di kamar tidur jika kita tidak berbincang. Akhirnya dia setuju. Keesokan harinya, kami makan malam bersama sambil berbincang-bincang dan bercanda tentang berita dan hal-hal yang kita dengar dari radio. Saya bahagia sekali dengan tanggapannya karena dia memperlihatkan usahanya untuk mau berkorban demi mempertahankan dan memelihara hubungan kami.”

#smoga shere ini bermanfaat untuk kita smua...

Jumat, 08 Agustus 2014

MESRA SAMPAI TUA

Bagi yang belum menikah dan masih suka pacaran, pasti akan mempunyai pandangan yang berbeda dalam mendefinisikan cinta dengan seseorang yang sudah menikah seperti saya. Komentar yang saya garis bawahi adalah bahwa katanya kalau cinta seseorang kepada pasangannya dari waktu ke waktu pasti akan memudar dan perasaannya pasti kaya ke temen biasa aja. Ah masa sih? hehe, justru saya banyak melihat cinta yang tulus dan sejati dari pasangan-pasangan yang lebih senior dari saya apalagi dari pasangan yang sudah berstatus kakek dan nenek 

Identiknya, kemesraan di antara pasangan suami istri memang terlihat ketika mereka masih pengantin baru. Istilahnya lagi “hot-hotnya”. Ketika panggilan “sayang” masih sering dilontarkan pada pasangan kita. Ketika pelukan dan ciuman hangat masih sering kita berikan pada kekasih hati kita. Tapi apakah kemesraan itu akan terus berlanjut sampai kita tua?

Sebenarnya, kemesraan di antara pasangan suami istri bisa kita jaga walau usia kita tak lagi muda. Mesra disini tak hanya di tempat tidur loh, karena biasanya sebagian banyak para pasangan yang sudah menginjak masa-masa tua sudah tidak banyak memikirkan masalah ranjang. Hmm tidak semua sih, buktinya masih banyak om-om genit atau kakek hidung belang hehe.

Menjaga keharmonisan keluarga memang sangat penting demi utuhnya bahtera rumah tangga kita. Walaupun tak jarang diantara pasangan terjadi gesekan-gesekan yang mengerucut pada pertengkaran, tapi itu semua tidak menyurutkan langkah kita untuk terus menjaga kelanggengan rumah tangga. Siapa sih yang ingin rumah tangganya kandas di tengah jalan? Apalagi bagi pasangan yang sudah lama menikah, tentunya sangat disayangkan apabila harus bercerai dan membuat hubungan rumah tangga tersebut terputus begitu saja dengan mengorbankan semuanya. Hmm, repot sekali bukan?

Tapi kalau mencermati realita, memang tidak sedikit pasangan yang tampak semakin cuek dan hanya mementingkan dirinya masing-masing ketika usia pernikahan mereka semakin bertambah. Ini bisa berimbas pada kurang harmonisnya kehidupan rumah tangga yang pada akhirnya menimbulkan kehambaran dan tidak ada lagi rasa saling membutuhkan diantara masing-masing pasangan.

Mengapa ini bisa terjadi? Ternyata semua itu dimulai dari komitmen diantara masing-masing pasangan ketika mereka memantapkan niat mereka untuk bersanding di pelaminan. Sudah seharusnya, pernikahan itu tidak dijadikan sebagai ajang percobaan dan main-main saja. Kalau bisa sih, menikah itu cukup sekali saja (kecuali bagi yang berniat poligami ya hehe) dan tetap setia dengan pasangan kita hingga kita tua nanti.

Komitmen yang kuat serta dilandasi kesadaran untuk saling menerima pasangan kita apapun kondisinya, itulah yang akan membuat kita akan terus sayang dan menumbuhkan rasa cinta terhadap pasangan kita. Walau nanti kulit kita sudah terlihat keriput, atau rambut kita sudah mulai memutih, tapi itu bukanlah menjadi penghalang bagi tulusnya cinta untuk pasangan kita. Hmm tidak terlihat klise bukan?

Coba deh lihat sepasang kakek dan nenek yang hidup berdua di sebuah rumah kecil yang ternyata telah ditinggalkan oleh anak-anak mereka yang juga sudah berumah tangga dan memiliki kehidupannya sendiri. Lihat deh ketika mereka duduk bercengkrama di sebuah senja, di sebuah kursi di depan rumah mereka ditemani  secangkir teh hangat pelengkap canda tawa dan obrolan mereka. Lihat kemesraan mereka, mungkin sang kakek sedang menceritakan pada sang nenek bagaimana kenangan dia dulu ketika hendak melamar si nenek, mungkin dia sedang mengulang rayuan gombalnya dulu yang selalu ia jadikan penghibur ketika si nenek sedang ngambek. Ahh romantis kan?

Ternyata mesra hingga tua itu bisa. Maka jangan pernah menghilangkan ucapan sayang dan cinta pada pasangan kita, biarkan ia selalu terucap setiap hari dan biarkan pasangan kita selalu mendengarnya, walau mungkin istri Anda tak lagi terlihat cantik, atau badan suami Anda tak lagi terlihat gagah, biarkanlah rasa sayang dan cinta itu tetap mengiringinya kemanapun ia pergi. Bahkan hingga ia dipanggil oleh yang Maha Kuasa, karena cinta yang tulus dibarengi keikhlasan dan hanya mengharapkan tuntunan Tuhan semata senantiasa akan abadi selamanya hingga mungkin ia akan dipertemukan kembali sebagai pasangan suami istri di surga.